Kenapa Masker Scuba Tak Efektif Menangkal Virus Corona?

Seperti yang kita ketahui, memakai masker adalah salah satu cara untuk menghindari penularan virus Corona. Tapi tidak semua jenis masker memiliki kemampuan filtrasi yang sama.

Masker scuba dan buff kurang efektif menangkal virus corona. Masker scuba atau buff adalah masker dengan satu lapisan saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus lebih besar. 

Masker scuba biasanya mudah ditarik ke leher sehingga penggunaannya menjadi tak efektif sebagai pencegahan. 

Masker menjadi alat penting dalam mencegah penularan virus corona sehingga masyarakat perlu memakai masker yang berkualitas seperti masker bedah atau kain katun tiga lapis.

Berdasarkan penelitian Universitas Oxford, kain katun mempunyai tingkat ketahanan dari penularan virus corona sebesar 70 persen.

Meski demikian, meningkatkan ketahanan proteksi dianjurkan memasukkan tisu yang dilipat menjadi tiga bagian di dalam masker kain.

Menurut peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir masker kain dengan bahan lentur seperti scuba, saat dipakai akan terjadi perenggangan bahan sehingga kerapatan dan pori kain membesar serta membuka yang membuat permeabilitas udara menjadi tinggi.

Hal tersebut membuat peluang partikular virus untuk menembus masker semakin besar.

Melansir Healthline, 14 Sptember 2020, buff juga disebut tak memberikan perlindungan yang efektif terhadap penyebaran virus corona.

Studi dari Duke University di Carolina Utara, Amerika Serikat, para peneliti menyimpulkan bahwa buff tak efektif memblokir droplet atau tetesan pernapasan yang keluar dari mulut, di mana menjadi salah satu jalur masuk penularan virus corona Covid-19.

Sehingga, saat orang berbicara dan droplet keluar dari mulut, risiko penularan penyakit tetap tinggi.

Bahkan, disebutkan bahwa orang menggunakan buff jauh lebih buruk dibandingkan orang yang tak memakai masker sama sekali.

Menurut para peneliti, buff justru membuat droplet semakin berkembang biak di udara.

Mungkin banyak orang berpikir, menggunakan masker jenis apa saja lebih baik dibandingkan tidak memakainya sama sekali. Akan tetapi, hal itu salah.

Para peneliti mengamati bahwa jumlah droplet meningkat saat orang memakai buff. Mereka yakin, bahan yang digunakan pada buff dapat memecah droplet menjadi partikel berukuran lebih kecil. Hal ini membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif, karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa udara dan membahayakan orang di sekitar. 

Penelitian ini membuktikan bahwa tidak semua masker memiliki tingkat keefektifan yang sama.

Direktur Divisi Alergi dan Imunologi di Rumah Sakit Anak Nationwide di Ohio, Mitchell H Grayson mengungkapkan, penggunaan sehari-hari masker kain dengan beberapa lapisan dapat berfungsi sama baiknya dengan masker bedah.

Peneliti di Pusat Penelitian Biomaterial LIPI, Dian Burhani, S.Si, M.T mengungkapkan, salah satu faktor yang menentukan efektivitas masker untuk mencegah penyebaran virus corona adalah ukuran pori material bahan.

Virus corona ini kan ditularkan melalui droplet. Jadi, agar efektif memang ukuran pori bahan masker harus lebih kecil dari ukuran droplet.

Jika dibandingkan dengan masker N95 yang porinya 14 mikron, masker berbahan scuba mempunyai pori yang lebih besar, sekitar 30-40 mikron.

Selain ukuran porinya lebih besar, hal lain yang membuat masker scuba diragukan efektivitasnya karena masker hanya satu lapis.

Kalau hanya memakai masker satu lapis, khawatir droplet menempel pada bagian luar masker dan lama-lama meresap melalui pori masker, yang kemudian akan langsung mengenai mulut dan hidung kita.

Selain masker N95 dan masker bedah, masker yang terbilang efektif mencegah penularan virus corona yaitu masker katun tiga lapis, karena setiap bagian masker memiliki fungsi perlindungan masing-masing.

Masker kain berbahan katun yang memiliki tiga lapisan akan bisa menyaring partikel virus lebih baik dibandingkan jenis kain lainnya. Dan gunakan masker dengan cara yang tepat. Tidak menurunkannya sampai ke dagu agar masker yang digunakan bisa dengan efektif mencegah paparan COVID-19. Untuk bisa melindungi, (pakai dengan) menutup area hidung sampai mulut dan dagu serta rapat di pipi.

Lima kesalahan umum cara pakai masker

  1. Masker tidak menutup area dagu. Hindari menggunkan masker yang hanya menjangkau hidung dan mulut tapi bagian dagu belum menutup sempurna.
  2. Masker melorot di bawah hidung dan hanya melindungi bagian mulut. Hindari menggunakan masker yang tidak menutup bagian hidung secara sempurna. 
  3. Masker terlalu longgar. Pastikan masker cukup rapat sehingga kuman tidak bisa masuk dari segala arah termasuk area samping.
  4. Masker  sudah menutup dagu tapi bagian atasnya hanya tercantol di ujung hidung. Kuman masih bisa masuk dari bagian atas celah masker.
  5. Masker melorot sampai ke dagu. Hindari menurunkan masker sampai ke dagu. 

Pakailah masker dengan tepat, agar masker efektif melindungi Anda dari penyakit.


Komentar