Dalam masa pubertas, baik remaja perempuan maupun laki-laki akan merasakan adanya perubahan dalam tubuhnya. Perubahan tubuh ini terjadi karena adanya perubahan hormon (salah satunya hormon pertumbuhan) di masa pubertas. Selain para remaja, orang tua juga sebaiknya memahami tanda-tanda pubertas.
Perkembangan dapat mempengaruhi tubuh dalam hal ukuran, bentuk, dan komposisi, serta sistem dan struktur tubuh internal. Juga mempengaruhi psikologis dan sosial anak.
Anak laki-laki dan perempuan akan tumbuh dengan cepat di paruh pertama pubertas. Mereka akan berhenti tumbuh ketika pubertas selesai.
Sinyal hormon dari otak akan memberi tahu tubuh bahwa sudah saatnya pubertas dimulai. Sinyal akan pergi ke ovarium pada wanita dan testis pada pria. Sebagai tanggapannya, ovarium dan testis menghasilkan sejumlah hormon yang merangsang pertumbuhan dan perubahan di berbagai bagian tubuh, termasuk organ reproduksi, payudara, kulit, otot, tulang, rambut, dan otak.
Hal ini juga bisa memicu berbagai masalah kulit pada anak seperti jerawat, kulit berminyak, kusam dan lain-lain. Secara emosional, anak akan mulai memerhatikan penampilannya dan mulai merasakan suka pada lawan jenis.
Pubertas berbeda dalam beberapa hal antara anak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan mulai pubertas sekitar 1 hingga 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki. Mereka juga umumnya akan menyelesaikan masa pubertasnya lebih cepat.
Anak perempuan biasanya mengalami masa pubertas selama 4 tahun. Ini berkisar dari usia 9 hingga 14 tahun.
Adapun anak laki-laki akan mengalami masa pubertas yang lebih lama sekitar 6 tahun setelah tanda-tanda pertama yang terlihat. Ini berkisar dari usia 10 hingga 17 tahun.
Hormon seks utama pria adalah testosteron dan androgen. Testosteron menghasilkan perubahan yang berkaitan dengan virilisasi atau “menjadi laki-laki” seperti suara yang lebih dalam, rambut wajah, jakun, dan perkembangan otot.
Berbeda dengan perkembangan wanita yang sebagian besar tergantung pada estrogen dan estradiol. Estradiol meningkatkan pertumbuhan rahim dan payudara.
Umumnya, baik anak laki-laki maupun perempuan memiliki estradiol. Namun tingkat hormon ini lebih banyak pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.
Demikian pula dengan testosteron. Ini juga dimiliki oleh anak perempuan tetapi lebih banyak pada anak laki-laki.
Tanda-tanda Pubertas pada Perempuan
Pada perempuan, pubertas menyebabkan berbagai macam perubahan pada tubuh, seperti:
Payudara mulai tumbuh
Saat memasuki masa pubertas, payudara remaja perempuan akan mulai tumbuh. Umumnya terjadi pada usia 8-13 tahun, dan diawali dari area sekitar puting. Kemungkinan payudara yang satu tumbuh lebih dulu dibandingkan payudara lainnya, sehingga ukurannya dapat berbeda antara kiri dan kanan. Kondisi ini masih dianggap normal. Yang perlu diperhatikan adalah bila perbedaannya sangat mencolok atau terdapat benjolan di payudara.
Untuk mengetahui kondisi payudara normal, bisa secara rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Caranya, lihat dan raba payudara, apakah ada hal yang tidak wajar. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi kondisi serius pada payudara sejak dini, seperti kista atau kanker payudara.
Tumbuhnya rambut di kemaluan dan ketiak
Tumbuhnya rambut kemaluan dan bulu ketiak adalah hal yang normal dan tidak perlu dirisaukan atau merasa malu. Yang terpenting adalah senantiasa menjaga kebersihan tubuh, terutama pada area organ vital.
Menstruasi
Perempuan memiliki sel telur yang akan menjadi janin bila dibuahi atau bertemu sperma dari laki-laki. Tiap bulan, rahim membuat lapisan darah dan jaringan sebagai tempat menempel sel telur yang akan dibuahi. Namun, jika sel telur tidak dibuahi, pada akhirnya akan luruh dan keluar dari vagina dalam bentuk darah menstruasi. Periode menstruasi umumnya berlangsung sekitar 2-7 hari. Ganti pembalut secara teratur tiap 4-8 jam untuk menjaga kebersihan organ vital.
Mengenali Pubertas pada Laki-laki
Pada remaja laki-laki, pubertas juga membawa perubahan pada tubuh, seperti:
Ukuran testikel dan penis yang membesar
Tidak ada patokan yang baku mengenai kapan perubahan ini terjadi pada remaja laki-laki. Bertambahnya ukuran penis bisa terjadi sejak usia 9 tahun atau lebih dewasa, meski sebagian remaja berusia 15 tahun yang masih belum mengalaminya. Tapi, jangan khawatir karena kondisi semacam ini biasanya masih dianggap normal.
Setiap orang mengalami perkembangan fisik yang berbeda-beda, baik usia perubahan maupun ukurannya. Oleh karena itu, jangan memusingkan ukuran penis dan membandingkan dengan ukuran penis orang lain. Apabila ada sedikit perbedaan ukuran antara testis satu dengan yang lainnya juga tak perlu khawatir, karena hal itu hal yang biasa.
Disarankan untuk memeriksa kondisi penis dan testis secara teratur setelah mandi untuk mengetahui bentuk normalnya. Juga untuk mengetahui apakah terdapat benjolan atau tidak pada testis. Jika ada benjolan saat diraba, ada perubahan warna pada testis atau terasa nyeri, jangan malu untuk memeriksanya ke dokter.
Mengalami mimpi basah
Selama pubertas, remaja laki-laki juga akan mengalami mimpi basah, yaitu ejakulasi yang terjadi saat sedang tidur. Mimpi basah yang dialami terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon testosteron dalam tubuh. Seiring bertambahnya usia, intensitas mimpi basah akan berkurang.
Tumbuh rambut pada daerah kemaluan dan ketiak
Seperti juga pada remaja perempuan, remaja laki-laki akan mengalami tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar kemaluan dan ketiak.
Suara menjadi lebih berat
Pembesaran ukuran laring, yaitu organ di mana pita suara terletak, akan membuat suara remaja laki-laki terdengar lebih berat. Kondisi ini sering dikenal sebagai pecahnya suara laki-laki. Hal ini normal, sebab tubuh sedang beradaptasi dengan ukuran laring.
Suara pecah ini akan terjadi selama beberapa bulan, pada kisaran usia 11-15 tahun. Setelah itu, suara akan terus berkembang hingga sempurna dan biasanya menetap pada usia awal 20-an.
Setelah memasuki masa pubertas, remaja perempuan sudah bisa hamil pada masa subur dan remaja laki-laki sudah mampu membuahi. Pada masa-masa ini pula, seorang remaja akan mengalami peningkatan hormon seksual sebagai perkembangan alami tubuh. Remaja pria maupun perempuan yang sudah mengalami pubertas tak sedikit yang mulai mencoba bereksplorasi dengan melakukan masturbasi.
Masa pubertas adalah masa ketika tubuh anak-anak berkembang menjadi dewasa, baik secara fisik maupun psikologis. Pada sebagian anak, masa pubertas yang datang lebih cepat atau lebih lambat dari usia seharusnya, dapat menjadi pertanda kondisi yang serius.
Penyebab Masa Pubertas Datang Lebih Awal atau Terlambat
Masa pubertas yang datang lebih awal biasanya lebih sering terjadi pada anak perempuan. Umumnya disebabkan oleh beberapa hal berikut:
- Gangguan pada kelenjar tiroid ataupun ovarium.
- Kondisi genetik.
- Gangguan pada otak akibat tumor, infeksi, efek samping radioterapi, maupun efek pascaoperasi.
- Penyebab lain yang tidak diketahui secara pasti.
Sementara itu, masa pubertas yang datang terlambat pada anak perempuan dapat ditandai dengan payudara belum tumbuh hingga usia 13 tahun, atau belum menstruasi hingga usia 15 tahun. Pada anak lelaki, testis belum berkembang menjadi lebih besar hingga usia 14 tahun.
Pada sebagian anak, penyebab masa pubertas terlambat belum diketahui secara pasti. Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, antara lain:
- Malnutrisi, yang dapat terjadi pada anak dengan gangguan makan, seperti anoreksia nervosa.
- Kelainan genetik dan gangguan pada kromosom, seperti pada sindrom Turner, sindrom Kallman, dan sindrom Klinefelter.
- Penyakit kronis, seperti diabetes, sakit ginjal atau cystic fibrosis.
- Gangguan pada kelenjar tiroid, testis, ovarium, ataupun kelenjar hipofisis (pituitari).
- Gangguan perkembangan seksual, seperti sindrom insensitivitas androgen.
- Keterlambatan tumbuh kembang yang bersifat turunan, yaitu adanya pola keterlambatan pubertas dalam keluarga.
- Kurang komposisi lemak pada tubuh anak perempuan yang terlalu banyak beraktivitas fisik atau terlalu giat berolahraga.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti cyclophosphamide (salah satu jenis obat kemoterapi) atau terapi kortikosteroid jangka panjang.
Jika menemukan kondisi ini, langkah pertama untuk menanganinya adalah dengan memeriksakan diri ke dokter. Masa pubertas yang datang lebih awal maupun datang terlambat perlu diatasi sesuai penyebabnya. Bila diperlukan, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengatur kadar hormon dalam tubuh.
Selain fisik, mereka juga akan mengalami perubahan emosi dan suasana hati. Suatu saat, mereka mungkin merasa ingin tertawa dan kemudian tiba-tiba dia merasa ingin menangis.
Ini sebagian terjadi karena peningkatan kadar hormon dalam tubuh, tetapi juga bisa terjadi karena kesulitan mereka untuk menerima semua perubahan fisik yang terjadi.
Baik anak laki-laki maupun anak perempuan mungkin memerlukan dukungan saat melewati masa-masa ini. Mereka ingin anggota keluarga yang lebih tua atau seorang teman untuk diajak bicara tentang perubahan dan cara mengelolanya.
Penting untuk remaja dan orang tua mengenali tanda-tanda pubertas. Berikanlah pendidikan seks yang tepat pada anak. Selain itu, orang tua juga perlu membantu para remaja menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mengambil keputusan apa pun menyangkut tubuh mereka, sehingga terhindar dari bahaya pergaulan bebas.
Komentar
Posting Komentar