Agar Puasa Anak Berjalan Lancar dan Tanpa Mengeluh


Mengajarkan anak puasa untuk pertama kali bukanlah hal mudah. Salah tindakan, hasilnya anak bisa dehidrasi. Sesuatu yang tentunya para orang tua hindari.

Untuk menghindari hal ini terjadi, berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua agar puasa anak bisa berjalan lebih lancar dan anak menjalankan puasa tanpa mengeluh. Apa saja? Mari kita simak.

1. Usia ideal mengajarkan anak puasa

Puasa bisa dilakukan oleh anak dari umur berapa saja, tergantung kesiapan sang anak. Tidak ada aturan yang baku, namun anak sudah bisa diajak puasa mungkin sekitar umur 6 tahun.

Anak enam tahun sudah bisa diajarkan untuk berpuasa seharian. Namun ajarkan secara bertahap dan jangan dipaksakan.

Bila anak sudah merasa siap, Anda bisa memulai puasanya sebelum hari puasa datang. Tanpa tekanan, lihatlah kemampuan anak bertahan sampai sejauh mana. Lakukan secara bertahap. jangan mendadak. 

Jadi beberapa hari sebelumnya mungkin sudah boleh dilatih dengan puasa durasi sebentar lalu pelan-pelan diperpanjang seiring dengan kemampuan si anak.

Mulai ajari puasa dari durasi pendek atau sampe jam 12 siang, lalu jika ia kuat teruskan hingga adzan magrib.

Oxy Drinking Water*

2. Tetap terhidrasi

Dan yang paling penting, Anda harus memantau sang anak secara berkala. Jangan sampai anak dehidrasi.

Minum cukup cairan setiap hari untuk menjaga dehidrasi terutama air. Air menjaga tubuh anak terhidrasi dari fajar hingga senja. Biasanya anak minum siang hari, saat puasa cukupi kebutuhan air anak ketika buka, sebelum tidur, dan sahur. 

Pantau tanda-tanda dehidrasi. Apabila anak sudah tampak lemas kemudian matanya cekung, bibirnya mulai kering, frekuensi  buang air kecilnya sudah mulai berkurang.  Jangan-jangan anak sudah dehidrasi.

Vitayang Hi Protein Susu Whey Isolate Protein Herbal KK Indonesia*

3. Nutrisi

Asupan nutrisi saat berbuka dan sahur perlu diperhatikan, agar daya tahan tubuh anak tetap terjaga saat berpuasa apalagi di tengah pandemi virus corona. Nutrisi lengkap dan seimbang diutamakan seperti vitamin D yang bersumber dari sinar matahari perlu didukung juga dengan vitamin B kompleks lain. Kesemuanya dapat diperoleh dari asupan makanan bergizi yang mengandung vitamin A, B, C, dan E serta kandungan nutrisi pendukung lainnya.

Sayur, makanan protein, hingga berjemur bisa dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh anak saat puasa. Berjemur tak perlu lama, 15 menit setiap 2-3 kali seminggu.

Dengan berkurangnya kegiatan Bukber di luar rumah, Anda bisa mengatur hidangan buka puasa dengan makanan yang lezat namun tetap bergizi tinggi.

Untuk membantu memenuhi asupan gizi selama bulan puasa ada beberapa tips, pertama minum dua gelas susu setiap hari. Dengan perincian, segelas susu saat sahur dan segelas susu setelah berbuka puasa.

Susu mengandung kalsium, protein, dan berbagai vitamin yang baik untuk tubuh kita. Kedua, coba untuk memilih camilan yang lebih sehat seperti buah-buahan, yogurt dan keju saat berbuka puasa dan sebelum tidur.

Coba untuk mengganti camilan yang mengandung kadar gula atau lemak yang berlebih, dengan camilan yang lebih bernutrisi dan bermanfaat untuk kesehatan.

Sakatonik ABC Anggur*

4. Multivitamin

Untuk melengkapi asupan makanan yang bergizi, multivitamin bisa diberikan kepada si kecil. 

Asupan vitamin perlu untuk mendukung aktivitas kegiatan mereka sehari-hari sehingga anak-anak dapat secara maksimal beraktivitas seperti biasa walaupun sedang ikut berpuasa.

5. Olahraga ringan

Saat puasa, anak bisa melakukan olahraga dynamic strecthing seperti menggerakan sendi leher, bahu, tangan, pinggang, dan sendi kaki.

Intensitas olahraga ini sedang jadi bisa dilakukan anak saat puasa. Tak harus pagi, bisa dilakukan sore hari sebelum buka puasa. Asalkan jangan olahraga berat yang membuat anak kelelahan.

* Produk dapat dipesan dengan menghubungi
WA 08113111678

Komentar