Apakah Anak-anak Lebih Kebal Covid-19?


Banyak anak-anak yang tertular Covid-19 dari orang dewasa. Padahal dia tidak pernah keluar rumah. 

Hal itu terjadi setelah orang dewasa dengan mobilitas tinggi berinteraksi dengan anak-anak di rumah.

Oleh karena itu, pemerintah berkali-kali mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan kontak dengan keluarga sebelum mandi, membersihkan diri, dan mengganti baju.

Jangan melaksanakan kontak dengan keluarga lebih dahulu sebelum mengganti baju mandi dan seterusnya.

Faktor pembawa penyakit Covid-19 adalah manusia yang di dalamnya terdapat virus corona.

Sehingga, yang harus menjadi perhatian masyarakat secara keseluruhan adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Ini persyaratan mutlak. Kemudian mencuci tangan dengan menggunakan sabun, menggunakan masker, menjaga jarak dan mempertimbangkan baik-baik apa untung ruginya keluar dari rumah.

Mekanisme penyebaran virus corona adalah sebagai berikut :

Manusia menjadi faktor pembawa virus tersebut.

Di dalam tubuh orang yang sudah terinfeksi, virus tersebut akan berkembang pada saluran pernapasan.

Yang kemudian akan tumbuh dan menjadi banyak di sepanjang saluran pernapasan kita, mulai dari rongga hidung, mulut, terus sampai ke paru-paru.

Virus corona menyebar melalui droplet atau percikan air liur yang keluar ketika orang yang telah terinfeksi batuk, bersin, maupun berbicara.

Jangkauan droplet tersebut dapat mencapai lebih dari satu meter sehingga dapat membuat orang di sekitarnya tertular.

Apabila ini kemudian terhirup orang lain yang rentan, maka orang itu akan terinfeksi dan menjadi sakit.

Kemudian, droplet tersebut juga dapat mengenai benda-benda di sekitar orang yang telah terinfeksi.

Droplet bersama virus corona akan pindah ke tangan orang yang menyentuh benda-benda tersebut.

Orang lain dapat saja menyentuh benda-benda yang telah terkena droplet secara tidak sadar.

Lalu, potensi terinfeksi Covid-19 akan menjadi besar apabila orang tersebut menyentuh wajah dan belum mencuci tangan setelah menyentuh barang-barang yang telah terkena droplet.

Apabila dia tidak mencuci tangan dengan menggunakan sabun kemudian memegang mulut, hidung, mata, maka besar sekali kemungkinannya untuk menularkan ke orang yang bersangkutan.

Maka dari itu,  masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan.

Misalnya, menjaga jarak, menghindari kerumunan, tetap berada di rumah, serta menggunakan masker apabila terpaksa keluar rumah dan mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penularan Covid-19.

Karakter virus ini terbungkus oleh dinding yang terbuat dari struktur kimia lemah, yang sangat mudah hancur apabila terkena deterjen, terkena sabun.

Oleh karena itulah kenapa alasannya harus mencuci tangan dengan sabun.

Apakah anak-anak lebih kebal Covid-19?

Konsultan respirologi anak, Prof. Cissy B. Kartasasmita, yang juga anggota IDAI, mengatakan daya tahan tubuh anak akan membantu mereka menghadapi Covid-19.

Ketika daya tahan tubuh mereka bagus, penyakit akan sembuh sendiri ( self-limiting ).

Daya tahan tubuh, dipengaruhi pula oleh nutrisi seimbang hingga kebersihan.

Tim medis dan peneliti masih memperdebatkan soal faktor lain yang disebut sebagai 'reseptor pada anak'.

Reseptor itu bagian sel kita yang seperti 'jendela' untuk virus itu masuk memperbanyak diri dalam sel. 'Jendela' itu, apa sama banyak di tubuh anak, seperti di orang dewasa atau belum berkembang sempurna? Ini masih diteliti.

Sejumlah pihak yakin reseptor pada tubuh anak lebih sedikit jumlahnya sehingga mereka lebih jarang sakit ketika terinfeksi Covid-19.

Tapi mereka masih mempunyai virus di nasofaring, di belakang hidungnya, di mulutnya, sehingga tetap bisa menularkan. Itu yang disebut carrier.

Sementara itu, jumlah tes Covid-19 yang sedikit dibanding dengan populasi masyarakat bisa memperburuk penularan di antara anak. 

Oleh karena itu, disarankan para orang tua untuk menjaga anak tetap di rumah dan mengawasi jarak aman mereka atau social distancing, mengingat masker ukuran anak jarang dijual.

Masker anak siapa yang punya? Anak-anak dipakaikan masker nggak betah, dan masker nggak mengganti social distancing. Lebih baik anak nggak usah keluar.

Ada sedikit penilaian sinis, baik dari orang yang menganggap keputusan pemerintah berlebihan atau yang menilainya terlalu ringan.

Di seluruh dunia, banyak orang tua merasa bimbang, terutama tentang sosialiasi dan jam bermain anak.

Di sisi lain, pemerintah mungkin tidak memberlakukan pembatasan yang membatasi pergerakan masyarakat. Namun, pejabat kesehatan mengatakan jarak aman sosial diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Pembatasan jarak antar manusia wajib dilakukan semua orang, termasuk anak-anak. Setiap orang disarankan selalu berjarak setidaknya dua meter dari orang lain.

Artinya, tidak ada peluang untuk bermain basket atau sepakbola.

Walau mungkin ada permainan dengan tingkat kontak rendah yang memungkinkan anak-anak berkegiatan bersama, seperti tenis atau petak umpet, meminta anak untuk menjaga diri selama jam bermain mungkin tidak masuk akal.

Ada juga bukti bahwa virus corona bisa bertahan di permukaan selama beberapa waktu. Jadi, lebih baik menghindari menyentuh permukaan apapun, baik lapangan maupun alat olahraga.

Meski anak-anak biasanya menunjukkan gejala ringan virus corona, mereka tetap bisa menyebarkan penyakit itu kepada orang lain.

Artinya, walau anak Anda maupun anak kawan Anda terlihat sangat sehat, mereka bisa menjadi penyebar virus. 

Untuk itu, orang tua didorong membuat rencana agar anak-anak dapat menghadapi situasi tersebut.

Cara menerapkan jarak aman antar orang dan tetap bersenang-senang
  • Ikuti panduan otoritas kesehatan setempat  dalam hal jenis kegiatan apa yang aman
  • Hindari taman bermain atau area yang memiliki jejak sentuhan orang seperti toko mainan atau area bermain
  • Berinteraksi dengan teman dan keluarga melalui internet. Biarkan anak-anak menggunakan imajinasi mereka satu sama lain dengan melakukan seni dan kerajinan tangan atau bermain pura-pura lewat obrolan video
Angela Pyle, pengajar di Ontario Institute for Studies in Education, University of Toronto, menyebut penting membiarkan anak berimajinasi dan memiliki waktu luang agar tidak merasa terkurung.

Seringkali, anak-anak senang bermain imajinasi, mereka ingin memiliki boneka atau benda kecil. Mereka hanya ingin bermain dalam skenario tertentu. Permainan seperti itu sangat cocok dilakukan melalui FaceTime,

Orang tua harus menemukan cara agar anak tetap terhibur saat setiap orang menjaga jarak aman satu sama lain dan di kala sekolah maupun tempat penitipan anak tutup.

Disarankan pula anak hanya dibawa ke rumah sakit atau ke dokter jika mengalami kondisi darurat seperti diare, kejang, atau muntah-muntah.

Komentar