Dalam sebuah studi ditemukan fakta bahwa anak merasa bahagia saat bermain bersama orang tua, bahkan lebih bahagia dari ketika mereka bermain bersama adik atau kakaknya.
Dengan memberi kasih sayang dan perhatian cukup pada anak, anak akan merasa bahagia dan merasa bahwa mereka dicintai dan memiliki keluarga yang perduli padanya.
Anak yang bahagia juga akan terhindar dari sifat suka mem-bully lho.
Namun pada kenyataannya, ditemukan lebih dari 50 persen orang tua merasa belum cukup hadir dan terlibat dalam kegiatan bersama si kecil.
Selain memaparkan tentang arti kebahagiaan keluarga serta kecukupan gizi anak Indonesia, studi ini juga mengungkapkan bahwa saat menilai karakteristik kebahagiaan anak, kebanyakan orang tua hanya memperhatikan ciri-ciri fisik. Misalnya saja saat anak menunjukkan ekspresi ceria dan aktif bergerak.
Padahal kebahagiaan anak bukanlah kegembiraan sesaat. Namun lebih kepada rasa nyaman, aman, dan diterima dengan baik di lingkungan sosialnya.
Lalu bagaimana caranya agar bisa membuat anak bahagia melalui pola asuh?
Mengutip dari Verywellfamily, berikut cara-cara yang dapat orangtua lakukan untuk membuat anak bahagia:
1. Mengajak bermain di luar
Dengan bermain di luar rumah memungkinkan anak dapat berlari di atas rumput, memanjat pohon, duduk di ayunan, dan menggali tanah, dan anak dapat menjumpai berbagai hal di luar rumah.
Ini sangat baik untuk anak-anak.
Penelitian menunjukkan sesuatu yang berkaitan dengan alam, seperti pepohonan, rumput, bunga, udara yang segar dapat meningkatkan suasana hati anak lho.
Selain itu, bermain di luar juga dapat meningkatkan keterampilan sosial pada anak-anak.
Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Journal of Science and Medicine in Sport menemukan bahwa anak-anak yang bermain di luar rumah dapat meningkatkan empati, keterlibatan, dan pengendalian diri yang merupakan keterampilan sosial yang kritis.
Seperti yang kita ketahui, anak-anak dengan keterampilan sosial yang lebih baik cenderung menikmati hubungan pertemanan dan keluarga yang lebih sehat.
Jadi buat main di luar rumah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Ajak anak untuk bermain atau belajar di luar rumah seperti taman atau bahkan hanya di teras atau taman rumah dan bermain dengan anak tetangga, ini akan membuatnya bahagia.
2. Batasi penggunaan ponsel atau komputer
Sekarang ini kebanyakan anak lebih suka berdiam diri di rumah dengan ponsel atau komputer mereka dibanding bermain di luar bersama teman-temannya.
Anak mungkin mengatakan bahwa bermain video game berjam-jam membuatnya bahagia.
Tetapi terlalu banyak menggunakan ponsel atau komputer itu buruk untuk kesehatan psikologis dan mata anak, lho.
Penelitian di tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Emotion menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih sedikit waktu pada perangkat digital mereka dan lebih banyak waktu untuk kegiatan non-layar, seperti olahraga, pekerjaan rumah, layanan keagamaan, dan kegiatan pribadi lainnya lebih bahagia.
Maka, tetapkan batasan bermain gadget atau komputer pada anak.
Jangan melarang sepenuhnya, tetapi batasi saja aksesnya, misalnya berapa jam sehari, atau beritahu anak untuk tidak bermain gadget ketika melakukan kegiatan keluarga, mengendarai mobil, atau ketika dia bermain di luar.
3. Melatihnya bersyukur
Ajarkan anak untuk selalu bersyukur pada apa yang ia miliki.
Latih ia untuk mengucap "terima kasih" saat menndapat bantuan atau menerima sesuatu dari orang lain dan dari Tuhan.
Dengan selalu bersyukur akan membuat anak lebih bahagia.
Perlu diingat ya, jangan melatihnya dengan cara memaksa.
Berikan pemahaman tentang bersyukur dan berikan contoh nyata padanya, maka anak akan meniru kebiasaan positif ini.
Sebuah studi tahun 2012 tentang rasa terima kasih menemukan bahwa orang yang bersyukur menikmati hubungan yang lebih baik dan itu bisa menjadi kunci untuk menjalani kehidupan yang lebih bahagia.
4. Ajarkan kontrol diri
Sebuah studi di tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of Personality menemukan bahwa orang dengan kontrol diri yang lebih baik akan memiliki suasana hati yang lebih baik pula.
Orang-orang dengan kontrol diri yang baik dapat menempatkan dirinya pada posisi dan situasi yang tepat.
Misalnya kapan ia harus marah, kapan harus bersedih, kapan harus senang,dan lain-lain.
Mulailah mengajar anak disiplin dan mengontrol diri sejak usia dini.
Misalnya, orangtua dapat memintanya meletakkan gadgetnya di dalam lemari atau laci selama ia mengerjakan tugas sekolah atau membantu orangtua melakukan pekerjaan rumah.
Ini akan membuatnya mengontrol diri untuk tidak tergoda dengan gadgetnya selama ia sedang melakukan suatu pekerjaan.
5. Makan bersama keluarga
Penelitian menemukan bahwa sering makan bersama keluarga akan meningkatkan suasana hati yang positif pada anak dan akan membuat anak memiliki pandangan yang lebih positif mengenai masa depan.
Makan bersama keluarga juga dapat meningkatkan kesehatan.
Anak-anak yang makan dengan orang tua mereka cenderung terhindar dari kegemukan, kelainan makan, penyalahgunaan narkoba,dan masalah perilaku.
Jika orangtua sibuk bekerja dan tidak bisa makan bersama keluarga setiap hari, maka orangtua bisa mengagendakan makan bersama sekali atau dua kali dalam seminggu.
Yang terpenting adalah, meluangkan waktu bersama anak dan beri kasih sayang juga perhatian yang cukup pada anak agar anak merasa bahagia.
Komentar
Posting Komentar