Cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus, dan penyakit ini masuk dalam keluarga yang sama dengan cacar air, tetapi relatif kurang ganas.
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat, terkadang diekspor ke daerah lain.
Penyakit langka itu pertama kali diidentifikasi pada 1970 di Republik Demokratik Kongo yang menginfeksi seorang anak laki-laki berusia 9 tahun.
Sejak tahun 1970, kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 11 negara Afrika.
Pada musim semi tahun 2003, kasus cacar monyet dikonfirmasi di Amerika Serikat. Baru-baru ini, cacar monyet juga ditemukan di Israel, Inggris, dan Singapura.
Sepersepuluh orang yang menderita cacar monyet meninggal dunia, dengan sebagian besar kematian terjadi pada kelompok usia yang lebih muda.
Gejala
Gejala cacar monyet mirip tetapi lebih ringan daripada gejala cacar. Monkeypox dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.
CDC mengungkapkan bahwa perbedaan utama antara gejala cacar dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan kelenjar getah bening membengkak sementara cacar tidak.
Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 sampai 13 hari. Gejalanya dapat dibagi menjadi dua periode:
- Pertama, periode invasi (antara 0-5 hari) yang ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan asthenia hebat (kekurangan energi).
- Kedua, erupsi kulit yang dimulai dalam 1-3 hari setelah munculnya demam. Ruam cenderung lebih terkonsentrasi pada wajah daripada di badan. Kemudian menyebar ke bagian lain tubuh, biasanya pada telapak tangan dan telapak kaki.
Komplikasi cacar monyet dapat mencakup infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea dengan kehilangan penglihatan berikutnya.
Cara penularan
Proses penularan dari cacar monyet dapat terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dari hewan yang terinfeksi.
Di Afrika, bukti infeksi virus monkeypox telah ditemukan di banyak hewan termasuk tupai tali, tupai pohon, dan berbagai spesies monyet.
Hingga saat ini, reservoir alami cacar monyet belum diidentifikasi, meskipun hewan pengerat adalah yang paling mungkin.
Daging yang tidak dimasak dengan benar dan produk hewani lainnya dari hewan yang terinfeksi merupakan faktor risiko lain dari cacar monyet.
Kendati demikian, penularan sekunder atau dari manusia ke manusia relatif terbatas.
Infeksi dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi.
Penularan melalui partikel pernapasan droplet biasanya memerlukan kontak tatap muka yang berkepanjangan.
Rantai penularan terpanjang yang didokumentasikan dalam suatu komunitas adalah enam infeksi orang ke orang berturut-turut. Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin.
Apa pengobatan untuk cacar monyet?
Sesuai CDC, saat ini, tidak ada pengobatan yang terbukti dan aman untuk infeksi virus monkeypox. Untuk tujuan pengendalian wabah monkeypox di Amerika Serikat, vaksin cacar, antivirus, dan vaccinia immune globulin (VIG) dapat digunakan.
Badan medis juga mencantumkan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan seseorang untuk menghindari penyakit virus.
Langkah-langkah ini termasuk mempraktikkan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi, menghindari kontak dengan hewan yang dapat menularkan virus, mengisolasi pasien yang terinfeksi dari orang lain yang dapat berisiko terinfeksi, dan menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.
Good info
BalasHapusThankyou
Hapus